BAB I
PENGERTIAN ILMU EKONOMI
PENGERTIAN ILMU EKONOMI
A. Definisi
Kata "Ekonomi" berasal dari bahasa Yunani yang dapat diartikan "seseorang yang melakukan kegiatan mengelola rumah tangga". Oleh karena itu, ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana masyarakat mengelola sumber daya yang terbatas.
B. Mengapa Belajar Ilmu Ekonomi
Menurut Case dan Fair (1996) ada beberapa manfaat dari studi ekonomi, antara lain:
1. Memperbaiki cara berpikir yang membantu dalam pengambilan keputusan
Dengan pikiran kita mampu menganalisis, menilai benar-salah, baik-buruk dan menentukan pilihan. Metode-metode, teknik berpikir dalam ilmu ekonomi akan meningkatkan kemampuan berpikir dan mengambil keputusan.
2. Membantu memahami masyarakat
Sejarah ekonomi mengajarkan bahwa melalui pertukaran, manusia berupaya mengatasi kelangkaan, selanjutnya mengembangkan teknologi dan sistem kemasyarakatan.
3. Membantu memahami masalah-masalah internasional (global)
Dengan mempelajari ilmu ekonomi, kita dapat mengerti lebih dalam mengenai permasalahan ekonomi global. Kita dapat mengerti mengapa pada saat negara-negara Asia Timur (Indonesia) mengalami krisis ekonomi tahun 1998, negara-negara maju (Eropa Barat, USA dan Jepang) mau memberi bantuan.
4. Bermanfaat dalam membangun masyarakat demokrasi
Ekonom memandang demokratisasi sangat penting dalam rangka memperbaiki proses alokasi sumber daya, karena lebih mencerminkan aspirasi masyarakt kebanyakan.
B. Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi
Dalam ilmu ekonomi ada dua hal besar yang dibahas, yaitu ekonomi mikro dan ekonomi makro. Ekonomi mikro membahas proses alokasi sumber daya secara efisien di tingkat individu, perusahaan dan industri (kumpulan perusahaan yang menghasilkan barang sejenis). Efisiensi di tingkat mikro belum tentu baik untuk keseluruhan. Misalnya, agar harga-harga produk industri murah, sebaiknya teknologi yang digunakan padat modal. Tetapi pilihan ini menghilangkan kesempatan kerja sehingga menimbulkan pengangguran. Jika tidak ada yang bekerja, pasaran lokal tidak ada, karena tidak ada daya beli. Ternyata pilihan teknologi padat modal, merugikan industri-pemilik modal. Terlihat bahwa pilihan teknologi padat modal, memungkinkan efisiensi tingkàt industri tetapi tidak secara keseluruhan. Banyak sumber daya manusia yang tidak teralokasi. Masalah-masalah ini dibahas dalam ekonomi makro.
C. Pengertian Barang dan Jasa
Barang adalah benda-benda yang berwujud atau tak berwujud, yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk menghasilkan benda lain yang akan memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan jasa tidak dapat digolongkan sebagai suatu barang, karena tidak berwujud, tetapi dapat memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Contoh jasa ialah jasa perbankan, jasa bengkel, jasa dokter, dan pengajaran yang diberikan oleh guru.
D. Masalah-Masalah Ekonomi
Masalah ekonomi adalah masalah pilihan alokasi sumberdaya yang langka. Ilmu ekonomi akan senantiasa bermanfaat, selama masalah yang dihadapi adalah alokasi sumberdaya yang langka. Ada beberapa masalah yang dihadapi, antara lain:
1. Apa yang Harus Diproduksi dan Berapa Banyak
Produksi berupa barang dan jasa adalah hasil transformasi berbagai faktor produksi. Barang dan jasa memberikan kegunaan/manfaat bagi pemakai/konsumen. Pertanyaan apa yang harus diproduksi bermakna barang apa yang harus disediakan? Berapa banyak agar kesejahteraan masyarakat meningkat?
2. Bagaimana Memproduksinya
Setelah memutuskan barang dan jasa apa saja yang harus diproduksi, pertanyaan berikut adalah, “Bagaimana memproduksinya?” Metode dan teknologi apa yang digunakan dalam proses produksi? Ilmu ekonomi memandang teknologi sebagai faktor penting dalam proses produksi.
3. Untuk Siapa Barang dan Jasa Diproduksi
Pertanyaan ini berdimensi keadilan dan pemerataan. Sebab apa gunanya produksi melimpah karena menggunakan teknologi tinggi, berskala besar dan efisien, bila hanya dinikmati segelintir anggota masyarakat saja? Keputusan untuk siapa barang dan jasa diproduksi berkaitan erat dengan konsep keadilan masyarakat bersangkutan. Bagi masyarakat egaliter, keadilan berarti setiap individu memperoleh jumlah yang sama. Sedangkan masyarakat utilitarian tidak terlalu mementingkan keadilan dalam jumlah.
A. Hakikat Jumlah yang Diminta
Jumlah total dari suatu komoditi yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga dinamakan jumlah yang diminta dari komoditi tersebut. Sehubungan dengan konsep ini, ada tiga aspek yang perlu diperhatikan. Pertama, jumlah yang diinginkan adalah suatu jumlah yang diinginkan pada tingkat harga komoditi tersebut dan pada harga komoditi lain, pendapatan konsumen dan sebagainya yang sudah tertentu. Jumlah ini kemungkinan tidak sama dengan jumlah yang benar-benar dibeli oleh konsumen. Ini dapat terjadi bila jumlah yang tersedia di pasar tidak cukup, sehingga jumlah yang ingin dibeli melebihi jumlah yang benar-benar dibeli. Untuk lebih jelasnya, istilah jumlah yang diminta digunakan untuk menerangkan jumlah yang ingin dibeli, dan jumlah yang benar-benar dibeli untuk menerangkan jumlah yang sebenarnya dibeli.
Kedua, kata “diinginkan” mengandung makna bahwa jumlah tersebut dalam batas jangkauan daya beli rumah tangga. Ketiga, jumlah yang diminta menunjukkan pada arus pembelian yang terus menerus, atau sering disebut konsep flow, artinya, jumlah yang diminta berhubungan dengan suatu dimensi waktu atau jangka waktu tertentu.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, yaitu:
1. Harga Barang Itu Sendiri
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah. Begitu juga sebaliknya.
2. Harga Barang Lain yang Terkait
Harga barang lain juga dapat mempengaruhi permintaan akan suatu barang, tetapi kedua macam barang tersebut mempunyai keterkaitan. Keterkaitan dua macam barang dapat bersifat substitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (penggenap).
3. Tingkat Pendapatan Per Kapita
Tingkat pendapatan per kapita dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.
4. Selera atau Kebiasaan
Selera atau kebiasaan juga dapat mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang. Beras misalnya. Walaupun harganya sama, permintaan beras per tahun di propinsi Maluku lebih rendah dibanding dengan di Sumatra Utara. Mengapa? Karena orang-orang Maluku lebih menyukai sagu (sejak kecil mereka makan sagu).
5. Jumlah Penduduk Kita ambil contoh beras lagi. Sebagai makanan pokok rakyat Indonesia, maka permintaan akan beras berhubungan positif dengan jumlah penduduk. Makin banyak jumlah penduduk, permintaan akan beras makin banyak.
C. Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan fungsi permintaan, maka kita dapat mengetahui hubungan antara variabel tidak bebas (dependent variable) dan variabel-variabel bebas (independent variables).
Bentuk persamaan matematis yang menjelaskan hubungan antara tingkat permintaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ialah: Dx = f(Px, Py, Y/cap, sel, pen)
di mana: Dx = permintaan akan harang X
Px = harga X
Py = harga Y (barang substitusi atau komplemen)
Y/cap = pendapatan per kapita
sel = selera atau kebiasaan
pen = jumlah penduduk
Dx adalah variabel tidak bebas (dependent variable), karena besar nilainya ditentukan oleh variabel-variabel lain, yaitu yang berada di sisi kanan persamaan. Variabel-variabel ini disebut variabel bebas (independent variable), karena besar nilainya tidak tergantung besarnya nilai variabel lain.
Dalam analisis ekonomi tidak semua variabel diperhitungkan. Biasanya yang diperhitungkan adalah yang pengaruhnya besar dan langsung. Dalam hal ini variabel yang dianggap mempengaruhi permintaan akan suatu barang adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain dan pendapatan.
D. Pengertian Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan (jual) pada berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu. Faktor-faktor yang menentukan tingkat penawaran adalah harga jual barang yang bersangkutan, serta faktor-faktor lainnya yang dapat disederhanakan sebagai faktor nonharga. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran akan suatu barang, antara lain:
1. Harga Barang Itu Sendiri
Jika harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah jumlah barang yang dihasilkan.
2. Harga Barang Lain yang Terkait
Secara umum dapat dikatakan bahwa apabila harga barang substitusi naik, maka penawaran suatu barang akan bertambah, dan sebaliknya. Sedangkan untuk barang komplemen, dapat kita nyatakan bahwa apabila harga barang komplemen naik, maka penawaran akan suatu barang berkurang, dan sebaliknya.
3. Harga Faktor Produksi
Kenaikan harga faktor produksi akan mengurangi laba perusahaan. Apabila tingkat laba suatu industri tidak menarik lagi, mereka akan pindah ke industri lain, dan hal ini akan mengakibatkan berkurangnya penawaran akan barang.
4. Biaya Produksi
Kenaikan harga input menyebabkan kenaikan biaya produksi. Dengan demikian, bila biaya produksi meningkat (apakah dikarenakan kenaikan harga faktor produksi atau penyebab lainnya), maka produsen akan mengurangi hasil produksinya, berarti penawaran akan barang itu berkurang.
5. Teknologi Produksi Kemajuan teknologi menyebabkan penurunan biaya produksi, dan menciptakan barang-barang baru. Dalam hubungannya dengan penawaran akan suatu barang, kemajuan teknologi menyebabkan kenaikan dalam penawaran akan barang.
6. Jumlah Pedagang/Penjual Apabila jumlah penjual suatu produk tertentu semakin banyak, maka penawaran akan barang tersebut akan bertambah.
7. Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba, bukan memaksimumkan hasil produksinya. Akibatnya, tiap produsen tidak berusaha untuk memanfaatkan kapasitas produksinya secara maksimum, tetapi akan menggunakannya pada tingkat produksi yang memberikan keuntungan maksimum.
8. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah juga dapat mempengaruhi penawaran akan suatu barang. Di Indonesia, beras merupakan makanan utama. Kebijakan pemerintah untuk mengurangi impor beras dan meningkatkan produksi dalam negeri guna tercapainya swasembada beras, menyebabkan para petani menanam padi tertentu yang memberikan hasil banyak setiap panennya. Kebijakan ini jelas menambah supply beras dan keperluan impor beras dapat dikurangi.
Fungsi penawaran adalah penawaran yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Persamaan matematis yang menjelaskan hubungan antara tingkat penawaran dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran adalah: Sx = f(Px, Py, Pi, C, tek, ped, tuj, kebij)
di mana: Sx = penawaran akan barang X
Px = hargaX
Py = harga Y (barang substitusi atau komplementer)
Pi = harga input / faktor produksi
C = biaya produksi
tek = teknologi produksi
ped = jumlah pedagang/penjual
tuj = tujuan perusahaan
kebij = kebijakan pemerintah
A. Pengertian Elastisitas
Permintaan Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (ceteris paribus). Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga (price elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity).
• Elastisitas Harga (Ep)
Mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila harganya berubah sebesar satu persen. Ep = Persentase perubahan jumlah barang yang diminta : Persentase perubahan harga
Angka-angka elastisitas harga:
1. Inelastis (Ep < 1)
Perubahan permintaan (dalam persentase) lebih kecil daripada perubahan harga.
2. Elastis (Ep > 1)
Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga suatu barang menyebabkan perubahan permintaan yang besar.
3. Elastis unitari (Ep = 1)
Jika harga naik 10%, permintaan turun 10% juga.
4. Inelastis sempurna (Ep = 0)
Berapapun harga suatu barang, orang akan tetap membeli jumlah yang dibutuhkan.
5. Elastis tak terhingga (Ep = x)
Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang besarnya.
• Elastisitas Silang (Ec)
Mengukur persentase perubahan permintaan akan suatu barang sebagai akibat perubahan harga barang lain sebesar satu persen. Ec =Persentase perubahan jumlah barang X yang diminta : Persentase perubahan harga barang X. Nilal Ec mencerminkan hubungan antara barang X dengan Y. Bila Ec > 0, X merupakan substitusi Y. Kenaikan harga Y menyebabkan harga relatif X lebih murah, sehingga permintaan terhadap X meningkat. Nilai Ec < 0 menunjukkan hubungan X dan Y adalah komplementer. X hanya bisa digunakan bersama-sama Y. Penambahan atau pengurangan terhadap X, menyebabkan penambahan atau pengurangan terhadap Y. Kenaikan harga Y menyebabkan permintaan terhadap Y menurun, yang menyebabkan permintaan terhadap X ikut menurun.
• Elastisitas Pendapatan (Ei)
Mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila pendapatan berubah sebesar satu persen. Ei = Persentase perubahan jumlah barang yang diminta : Persentase perubahan pendapatan. Umumnya nilai Ei positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan meningkatkan permintaan. Makin besar nilai Ei, elastisitas pendapatannya makin besar. Barang dengan Ei > 0 merupakan barang normal (normal goods). Bila nilai Ei antara 0 sampai 1, barang tersebut merupakan kebutuhan pokok (essential goods). Barang dengan nilai Ei > 1 merupakan barang mewah (luxurius goods). Ada barang dengan Ei <0, permintaan terhadap barang tersebut justru menurun pada saat pendapatan nyata meningkat. Barang ini disebut barang inferior (inferior good).
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Elastisitas
Harga Ada beberapa faktor yang menentukan tingkat elastisitas harga:
1. Tingkat substitusi.
Makin sulit mencari substitusi suatu barang, permintaan makin inelastis.
2. Jumlah pemakai.
Makin banyak jumlah pemakai, permintaan akan suatu barang makin inelastis.
3. Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen.
Bila proporsi tersebut besar, maka permintaan cenderung lebih e1astis.
4. Jangka waktu.
Jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai pengaruh terhadap elastisitas harga. Namun hal ini tergantung pada apakah barangnya durabel atau nondurabel.
C. Definisi Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran dapat didefinisikan dengan analogi logika yang sama dengan elastisitas permintaan. Elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan berapa persen jumlah barang yang ditawarkan berubah, bila harga barang berubah satu persen. Elastisitas penawaran, juga dapat dikaitkan dengan faktor-faktor atau variabel-variabel lain yang dianggap mempengaruhinya, seperti tingkat bunga, tingkat upah, harga bahan baku dan harga bahan antara lainnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran antara lain:
1. Jenis produk.
Kurva penawaran produk pertanian umumnya inelastis, sebab produsen tidak mampu memberikan respons yang cepat terhadap perubahan harga. Jika harga beras naik 10%, petani harus menanam dahulu dan baru tiga sampai empat bulan kemudian dapat memanen hasil. Sementara kurva penawaran produk industri umumnya elastis, sebab mampu berespons cepat terhadap perubahan harga. Bila harga tekstil meningkat, pabrik tekstil akan memperpanjang jam kerja mesin, menambah pekerja harian atau memberikan kesempatan lembur.
2. Sifat perubahan biaya produksi.
Selain tergantung pada jenis produknya, elastisitas penawaran dipengaruhi juga oleh sifat perubahan biaya produksi. Penawaran akan bersifat inelastis bila kenaikan penawaran hanya dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Bila penawaran dapat ditambah dengan pengeluaran biaya tambahan yang tidak terlalu besar, penawaran akan bersifat elastis. Apakah biaya produksi akan meningkat dengan cepat atau lambat apabila produksi ditambah, tergantung pada beberapa faktor, antara lain:
a) Tingkat penggunaan kapasitas perusahaan. Apabila kapasitasnya telah mencapai tingkat yang tinggi, investasi baru harus dilakukan untuk menambah produksi. Dalam keadaan mi kurva penawaran akan menjadi inelastis.
b) Kemudahan memperoleh faktor-.faktor produksi. Penawaran akan menjadi inelastis apabila faktor-faktor produksi yang diperlukan untuk menaikkan produksi sulit diperoleh.
3. Jangka waktu.
Jangka waktu juga dapat mempengaruhi besarnya elastisitas penawaran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
MEKANISME PASAR: PERMINTAAN DAN PENAWARAN
MEKANISME PASAR: PERMINTAAN DAN PENAWARAN
A. Hakikat Jumlah yang Diminta
Jumlah total dari suatu komoditi yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga dinamakan jumlah yang diminta dari komoditi tersebut. Sehubungan dengan konsep ini, ada tiga aspek yang perlu diperhatikan. Pertama, jumlah yang diinginkan adalah suatu jumlah yang diinginkan pada tingkat harga komoditi tersebut dan pada harga komoditi lain, pendapatan konsumen dan sebagainya yang sudah tertentu. Jumlah ini kemungkinan tidak sama dengan jumlah yang benar-benar dibeli oleh konsumen. Ini dapat terjadi bila jumlah yang tersedia di pasar tidak cukup, sehingga jumlah yang ingin dibeli melebihi jumlah yang benar-benar dibeli. Untuk lebih jelasnya, istilah jumlah yang diminta digunakan untuk menerangkan jumlah yang ingin dibeli, dan jumlah yang benar-benar dibeli untuk menerangkan jumlah yang sebenarnya dibeli.
Kedua, kata “diinginkan” mengandung makna bahwa jumlah tersebut dalam batas jangkauan daya beli rumah tangga. Ketiga, jumlah yang diminta menunjukkan pada arus pembelian yang terus menerus, atau sering disebut konsep flow, artinya, jumlah yang diminta berhubungan dengan suatu dimensi waktu atau jangka waktu tertentu.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, yaitu:
1. Harga Barang Itu Sendiri
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah. Begitu juga sebaliknya.
2. Harga Barang Lain yang Terkait
Harga barang lain juga dapat mempengaruhi permintaan akan suatu barang, tetapi kedua macam barang tersebut mempunyai keterkaitan. Keterkaitan dua macam barang dapat bersifat substitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (penggenap).
3. Tingkat Pendapatan Per Kapita
Tingkat pendapatan per kapita dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.
4. Selera atau Kebiasaan
Selera atau kebiasaan juga dapat mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang. Beras misalnya. Walaupun harganya sama, permintaan beras per tahun di propinsi Maluku lebih rendah dibanding dengan di Sumatra Utara. Mengapa? Karena orang-orang Maluku lebih menyukai sagu (sejak kecil mereka makan sagu).
5. Jumlah Penduduk Kita ambil contoh beras lagi. Sebagai makanan pokok rakyat Indonesia, maka permintaan akan beras berhubungan positif dengan jumlah penduduk. Makin banyak jumlah penduduk, permintaan akan beras makin banyak.
C. Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan fungsi permintaan, maka kita dapat mengetahui hubungan antara variabel tidak bebas (dependent variable) dan variabel-variabel bebas (independent variables).
Bentuk persamaan matematis yang menjelaskan hubungan antara tingkat permintaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ialah: Dx = f(Px, Py, Y/cap, sel, pen)
di mana: Dx = permintaan akan harang X
Px = harga X
Py = harga Y (barang substitusi atau komplemen)
Y/cap = pendapatan per kapita
sel = selera atau kebiasaan
pen = jumlah penduduk
Dx adalah variabel tidak bebas (dependent variable), karena besar nilainya ditentukan oleh variabel-variabel lain, yaitu yang berada di sisi kanan persamaan. Variabel-variabel ini disebut variabel bebas (independent variable), karena besar nilainya tidak tergantung besarnya nilai variabel lain.
Dalam analisis ekonomi tidak semua variabel diperhitungkan. Biasanya yang diperhitungkan adalah yang pengaruhnya besar dan langsung. Dalam hal ini variabel yang dianggap mempengaruhi permintaan akan suatu barang adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain dan pendapatan.
D. Pengertian Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan (jual) pada berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu. Faktor-faktor yang menentukan tingkat penawaran adalah harga jual barang yang bersangkutan, serta faktor-faktor lainnya yang dapat disederhanakan sebagai faktor nonharga. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran akan suatu barang, antara lain:
1. Harga Barang Itu Sendiri
Jika harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah jumlah barang yang dihasilkan.
2. Harga Barang Lain yang Terkait
Secara umum dapat dikatakan bahwa apabila harga barang substitusi naik, maka penawaran suatu barang akan bertambah, dan sebaliknya. Sedangkan untuk barang komplemen, dapat kita nyatakan bahwa apabila harga barang komplemen naik, maka penawaran akan suatu barang berkurang, dan sebaliknya.
3. Harga Faktor Produksi
Kenaikan harga faktor produksi akan mengurangi laba perusahaan. Apabila tingkat laba suatu industri tidak menarik lagi, mereka akan pindah ke industri lain, dan hal ini akan mengakibatkan berkurangnya penawaran akan barang.
4. Biaya Produksi
Kenaikan harga input menyebabkan kenaikan biaya produksi. Dengan demikian, bila biaya produksi meningkat (apakah dikarenakan kenaikan harga faktor produksi atau penyebab lainnya), maka produsen akan mengurangi hasil produksinya, berarti penawaran akan barang itu berkurang.
5. Teknologi Produksi Kemajuan teknologi menyebabkan penurunan biaya produksi, dan menciptakan barang-barang baru. Dalam hubungannya dengan penawaran akan suatu barang, kemajuan teknologi menyebabkan kenaikan dalam penawaran akan barang.
6. Jumlah Pedagang/Penjual Apabila jumlah penjual suatu produk tertentu semakin banyak, maka penawaran akan barang tersebut akan bertambah.
7. Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba, bukan memaksimumkan hasil produksinya. Akibatnya, tiap produsen tidak berusaha untuk memanfaatkan kapasitas produksinya secara maksimum, tetapi akan menggunakannya pada tingkat produksi yang memberikan keuntungan maksimum.
8. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah juga dapat mempengaruhi penawaran akan suatu barang. Di Indonesia, beras merupakan makanan utama. Kebijakan pemerintah untuk mengurangi impor beras dan meningkatkan produksi dalam negeri guna tercapainya swasembada beras, menyebabkan para petani menanam padi tertentu yang memberikan hasil banyak setiap panennya. Kebijakan ini jelas menambah supply beras dan keperluan impor beras dapat dikurangi.
Fungsi penawaran adalah penawaran yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Persamaan matematis yang menjelaskan hubungan antara tingkat penawaran dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran adalah: Sx = f(Px, Py, Pi, C, tek, ped, tuj, kebij)
di mana: Sx = penawaran akan barang X
Px = hargaX
Py = harga Y (barang substitusi atau komplementer)
Pi = harga input / faktor produksi
C = biaya produksi
tek = teknologi produksi
ped = jumlah pedagang/penjual
tuj = tujuan perusahaan
kebij = kebijakan pemerintah
BAB III
KONSEP ELASTISITAS: ELASTISITAS HARGA DAN PENAWARAN
KONSEP ELASTISITAS: ELASTISITAS HARGA DAN PENAWARAN
A. Pengertian Elastisitas
Permintaan Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (ceteris paribus). Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga (price elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity).
• Elastisitas Harga (Ep)
Mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila harganya berubah sebesar satu persen. Ep = Persentase perubahan jumlah barang yang diminta : Persentase perubahan harga
Angka-angka elastisitas harga:
1. Inelastis (Ep < 1)
Perubahan permintaan (dalam persentase) lebih kecil daripada perubahan harga.
2. Elastis (Ep > 1)
Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga suatu barang menyebabkan perubahan permintaan yang besar.
3. Elastis unitari (Ep = 1)
Jika harga naik 10%, permintaan turun 10% juga.
4. Inelastis sempurna (Ep = 0)
Berapapun harga suatu barang, orang akan tetap membeli jumlah yang dibutuhkan.
5. Elastis tak terhingga (Ep = x)
Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang besarnya.
• Elastisitas Silang (Ec)
Mengukur persentase perubahan permintaan akan suatu barang sebagai akibat perubahan harga barang lain sebesar satu persen. Ec =Persentase perubahan jumlah barang X yang diminta : Persentase perubahan harga barang X. Nilal Ec mencerminkan hubungan antara barang X dengan Y. Bila Ec > 0, X merupakan substitusi Y. Kenaikan harga Y menyebabkan harga relatif X lebih murah, sehingga permintaan terhadap X meningkat. Nilai Ec < 0 menunjukkan hubungan X dan Y adalah komplementer. X hanya bisa digunakan bersama-sama Y. Penambahan atau pengurangan terhadap X, menyebabkan penambahan atau pengurangan terhadap Y. Kenaikan harga Y menyebabkan permintaan terhadap Y menurun, yang menyebabkan permintaan terhadap X ikut menurun.
• Elastisitas Pendapatan (Ei)
Mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila pendapatan berubah sebesar satu persen. Ei = Persentase perubahan jumlah barang yang diminta : Persentase perubahan pendapatan. Umumnya nilai Ei positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan meningkatkan permintaan. Makin besar nilai Ei, elastisitas pendapatannya makin besar. Barang dengan Ei > 0 merupakan barang normal (normal goods). Bila nilai Ei antara 0 sampai 1, barang tersebut merupakan kebutuhan pokok (essential goods). Barang dengan nilai Ei > 1 merupakan barang mewah (luxurius goods). Ada barang dengan Ei <0, permintaan terhadap barang tersebut justru menurun pada saat pendapatan nyata meningkat. Barang ini disebut barang inferior (inferior good).
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Elastisitas
Harga Ada beberapa faktor yang menentukan tingkat elastisitas harga:
1. Tingkat substitusi.
Makin sulit mencari substitusi suatu barang, permintaan makin inelastis.
2. Jumlah pemakai.
Makin banyak jumlah pemakai, permintaan akan suatu barang makin inelastis.
3. Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen.
Bila proporsi tersebut besar, maka permintaan cenderung lebih e1astis.
4. Jangka waktu.
Jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai pengaruh terhadap elastisitas harga. Namun hal ini tergantung pada apakah barangnya durabel atau nondurabel.
C. Definisi Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran dapat didefinisikan dengan analogi logika yang sama dengan elastisitas permintaan. Elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan berapa persen jumlah barang yang ditawarkan berubah, bila harga barang berubah satu persen. Elastisitas penawaran, juga dapat dikaitkan dengan faktor-faktor atau variabel-variabel lain yang dianggap mempengaruhinya, seperti tingkat bunga, tingkat upah, harga bahan baku dan harga bahan antara lainnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran antara lain:
1. Jenis produk.
Kurva penawaran produk pertanian umumnya inelastis, sebab produsen tidak mampu memberikan respons yang cepat terhadap perubahan harga. Jika harga beras naik 10%, petani harus menanam dahulu dan baru tiga sampai empat bulan kemudian dapat memanen hasil. Sementara kurva penawaran produk industri umumnya elastis, sebab mampu berespons cepat terhadap perubahan harga. Bila harga tekstil meningkat, pabrik tekstil akan memperpanjang jam kerja mesin, menambah pekerja harian atau memberikan kesempatan lembur.
2. Sifat perubahan biaya produksi.
Selain tergantung pada jenis produknya, elastisitas penawaran dipengaruhi juga oleh sifat perubahan biaya produksi. Penawaran akan bersifat inelastis bila kenaikan penawaran hanya dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Bila penawaran dapat ditambah dengan pengeluaran biaya tambahan yang tidak terlalu besar, penawaran akan bersifat elastis. Apakah biaya produksi akan meningkat dengan cepat atau lambat apabila produksi ditambah, tergantung pada beberapa faktor, antara lain:
a) Tingkat penggunaan kapasitas perusahaan. Apabila kapasitasnya telah mencapai tingkat yang tinggi, investasi baru harus dilakukan untuk menambah produksi. Dalam keadaan mi kurva penawaran akan menjadi inelastis.
b) Kemudahan memperoleh faktor-.faktor produksi. Penawaran akan menjadi inelastis apabila faktor-faktor produksi yang diperlukan untuk menaikkan produksi sulit diperoleh.
3. Jangka waktu.
Jangka waktu juga dapat mempengaruhi besarnya elastisitas penawaran.
DAFTAR PUSTAKA
Billas, Richard A., Microeconomic Theory, 2nd ed. Singapore: McGraw-Hill, 1985.
Case, Karl E. and Ray C. Fair, Principles of Economics, 4th ed. New Jersey: Prentice-Hall, 1996.
Chiang, Alpha C., Fundamental Methods of Mathematical Economics, 3rd ed, Manila: McGraw-Hill, 1984
Ferguson, C.E. and J.P. Gould, Microeconomic Theory, 4th ed. Kuala Lumpur: Irwin, 1975.
Kadariah, Teori Ekonomi Mikro, edisi revisi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1994.
Lipsey, Richard C., et al, Economics, 9th ed. Singapore: Harper Collins, 1990.
Nicholson, Walter, Intermediate Microeconotnics and Its Application, 3rd ed. New York: The Dryden Press, 1983.
Pindyck, Robert S. and Daniel L. Rubinfeld, Microeconomics, 4th ed. New Jersey: Prentice-Hall, 1998.
Resurreccion, Celedonio O., Basic Economic Concepts in Philippine Context, Quezon City: Phoenix Publishing House, 1975.
Schiller, Bradley R., Essentials of Economics, 2nd ed. New York: McGraw-Hill, 1996.
Sicat, Gerardo P., Economics. Manila: National Book Store, 1983.
Sukirno, Sadono, Mikroekonomi, edisi ketiga, Kuala Lumpur: Aneka Publishing, 1993.
Tjokroprajitno, Soeheroe, Matematika Ekonomi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1994.
Villegas, Bernardo M., Economics for the Consumer, 4th ed. Metro Manila: Sinag-Tala Publisher, 1983.
Ditulis Oleh : Bidadari kecil
Artikel Pengantar Ekonomi ini diposting oleh Bidadari kecil pada hari Minggu, 05 Mei 2013. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar.
0 komentar:
Posting Komentar