
Aku adalah "kelinci percobaan". Mengapa? Karena aku adalah bagian dari objek penelitian dari seorang peneliti yang ingin menguji hipotesisnya. Padahal aku ingin tentukan hidupku sendiri, karena aku adalah aku. Aku bukan mereka, tapi ia tak pernah menyadari hal tersebut. Ia tetap memaksaku untuk mengikuti inginnya. Sampai pada suatu ketika aku ikuti kehendaknya, namun apa yang terjadi? Ia menuntutku untuk berbuat lebih dari yang aku mampu. Aku menyadari bahwa aku tidak ingin merusak hidupku walaupun mimpi dan imajinasiku telah dibunuhnya. Selain itu, aku pun sangat menghargai waktu. Oleh karena itu, aku tidak ingin hidupku sia-sia. Aku putuskan untuk berusaha mengikuti segala kemauannya walau tidak pernah ada rasa nyaman dalam diriku karena ini bukan duniaku.
Sampai pada satu titik dimana aku tidak sanggup lagi memenuhi kehendaknya di tengah rasa jenuhku di dunia yang asing bagiku. Selanjutnya, ia sadar bahwa apa yang ia lakukan padaku bukan yang terbaik, maka ia jadikan "kelinci" lain untuk penelitiannya. Ia memberikan perlakuan berbeda kepadanya. Ia tidak lagi memaksa kehendaknya. Ia justru mendukung apa yang diminati si "kelinci kedua" sehingga kenyamanan pun dirasakannya.
Pedih itu pun dirasa si "kelinci pecobaan". Ia harus tetap bertahan di tengah dunia yang sama sekali bukan impiannya. Malangnya, "kelinci percobaan".
Ditulis Oleh : Bidadari kecil

0 komentar:
Posting Komentar