Analisa yang dapat digunakan dalam mengambil keputusan investasi terbagi menjadi dua, yaitu analisa fundamental dan analisa teknikal. Masing-masing memilki manfaat tertentu bagi investor. Analisis fundamental digunakan untuk menjawab pertanyaan “Mengapa saham bergerak?” Untuk menjawab pertanyaan tersebut digunakan alat bantu berupa laporan keuangan perusahaan atau Financial Statement, sehingga investor dapat menemukan alasan-alasan yang menjadi dasar kepeutusan investasinya. Sementara itu, analisis teknikal berfungsi untuk menjawab pertanyaan “ Kapan dan kemana saham akan bergerak?” Oleh karena itu, investor membutuhkan chart sebagai alat bantu, sehingga investor dapat mengetahui entry point atau titik masuk yang tepat. Kedua analisis ini sebaiknya dilakukan secara komprehensif dan sistematis untuk membantu investor dalam pengambilan keputusan yang menguntungkan dalam berinvestasi.
Laporan Keuangan
Laporan keuangan terdiri atas tiga bagian yang penting, yaitu:
1. Balance Sheet
Balance sheet atau neraca menampilkan asset, liabilities, dan shareholder’s equity. Total asset selalu sama dengan total liabilities ditambah shareholder’s equity. Dengan kata lain mereka menyeimbangkan masing-masing, sehingga kita sebut sebagai sebuah Balance Sheet.
2. Income Statement
Income Statement atau laporan laba rugi memberitahukan apakah perusahaan untung atau rugi. Selain itu, laporan tersebut juga digunakan untuk menentukan ROE (Return On Equity). OPM (Operating Profit Margin), Net Profit, dan konsistensi mapupun arah dari laba bersih.
3. Cashflow Statement
Cash Flow Statement atau laporan arus kas menunjukkan apakah sebuah perusahaan mendapatkan lebih banyak uang daripada membelanjakannya (positif cash flow) atau justru membelanjakan lebih banyak uang darpada pemasukannya (negatif cash flow).
Strategi Investasi
Buatlah suatu portofolio dengan lima atau sepuluh saham dari berbagai sektor.
Hanya ambil keputusan berdasarkan fakta yang dingin dan jangan sekalipun membiarkan emosi anda terlibat!
Pusatkan perhatian pada perusahaan dengan :
1. Pertumbuhan penjualan dan laba bersih
Pastikan bahwa perusahaan memperlihatkan pertumbuhan penjualan maupun laba bersih yang teratur dan stabil selama lima tahun terakhir. Harga saham pada akhirnya mengikuti perkembangan EPS, jadi tanamkan dana anda pada perusahaan yang menjanjikan. Jangan lupa juga untuk memeriksa laba usaha, karena angka tersebut pada umumnya memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pertumbuhan suatu perusahaan. Pertumbuhan laba bersih harus didorong oleh pertumbuhan penjualan. Pemangkasan biaya atau kebijakan non sales lainnya tidak dapat menopang pertumbuhan EPS dalam jangka panjang.
Tingkat pertumbuhan EPS secara rata-rata seharusnya lebih besar dari 15%, atau pertumbuhan penjualan minimal 70% dari kenaikan EPS growth.
2. Cash Flow yang positif
Cash flow from operating act dikurangi Capital Expenditure (CAPEX) adalah free cash flow. Investor yang cerdas sangat menyukai perusahaan dengan banyak free cash flow. Hal ini dikarenakan free cash flow menandai kemampuan perusahaan untuk mengakuisisi perusahaan lain, membagi deviden, melunasi hutang, dan membeli kembali sahamnya sendiri untuk mendukung pertumbuhannya.
Free cash flow yang lebih besar dari nol adalah bagus, karena mengindikasikan bahwa perusahaan menghasilkan lebih banyak cash daripada membelanjakannya. Jadi makin besar free cash flow, makin baik!
3. Sedikit Hutang
Debt to Equity Ratio (DER) umumnya dipakai untuk melihat apakah sebuah perusahaan menggunakan hutang untuk membiayai operasionalnya atau equity (yang termasuk retained earnings atau laba ditahan). Persamaan DER adalah total debt dibagi total equity. Apabila sebuah perusahaan mempunyai banyak hutang dan beban bunga yang tinggi, pembayaran tersebut bisa mengurangi sedikit demi sedikit keuntungannya ketika iklim bisnis memburuk. Jumlah hutang yang tinggi dapat menyebabkan masalah keuanga, jadi makin kecil DER makin baik. (DER < 80%)
4. ROE yang tinggi
Return On Equity merupakan salah satu ukuran terbaik dari tingkat keuntungan sebuah perusahaan. Rasio tersebut memperlihatkan secara jelas berapa keuntungan yang diperoleh atas dana yang ditanamkan investor. Secara ideal, ROE minimal 2x bagi hasil deposito atau > 15%. Formulanya adalah Net profit dibagi equity.
5. Ekspansi dalam OPM
Operating Profit Margin adalah perbedaan antara berapa uang yang diperoleh dan berapa uang yang dikeluarkan untuk menjalankan sebuh perusahaan. Suatu tanda yang baik jika suatu perusahaan berhasil menaikkan marginnya. Berarti, secara rata-rata untung yang didapatkan lebih tinggi per produk atau jasa yang dijualnya. Suatu perbaikan dalam margin menunjukkan penurunan biaya atau kenaikan harga produk atau jasa perusahaan. Tentunya ini akan berdampak positf terhadap bottom line perusahaan. (OPM >15%)
Belilah perusahaan dengan Price Earning Ratio (PER) yang rendah dan Dividen yield yang tinggi. (PER < 15x dan DY > 3%)
Sumber : Disampaikan oleh Nico Omer Jonckheere, SE, MM dalam Training ICMSS Maret 2013 di Samuel Sekuritas.
Ditulis Oleh : Bidadari kecil
Artikel Analisis Fundamental ini diposting oleh Bidadari kecil pada hari Minggu, 05 Mei 2013. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar.
0 komentar:
Posting Komentar