MANAJEMEN BISNIS

A. MANAJEMEN
Beberapa definisi manajemen adalah : • Ketrampilan atau seni dalam menyelesaikan kerja melalui orang lain. • Suatu ilmu yang mempelajari cara mencapai sesuatu dengan efektif dan efisien dengan bantuan orang lain. • Suatu proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan yang dilakukan para manajer dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. 

B. MANAJER
Manajer adalah orang yang bertanggung jawab atas bawahan dan sumber daya lainnya dalam organisasi. Kriteria manajer yang baik adalah: 
1. Bertanggung jawab terhadap performa dan efektifitas bisnis 
    ▪ efektif :  do the right things; achieve goals 
    ▪ efisien :  do things right; lower costs 
2. Akuntabel terhadap semua stakeholders 
    ▪ membuat perencanaan strategis dan perencanaan taktis 
   ▪ menganalisa tingkat persaingan di lingkungan sekitar, dan perencanaan,  pengorganisasian, pengarahan, dan kontrol operasional sehari-hari. 

C. TINGKATAN MANAJEMEN
1. Manajemen Puncak 
Bertanggung jawab atas keseluruhan kinerja manajemen organisasi. Lebih berkonsentrasi pada sasaran – sasaran perusahaan untuk jangka panjang. Ia menetapkan kebijakan operasional dan membimbing interaksi organisasi dengan lingkungannya. Contoh: Presiden direktur, CEO (Chief Executive Officer), Direktur Utama, Wakil Presiden Direktur, Direksi. 

2. Manajemen Menengah 
Bertanggung jawab atas keputusan – keputusan yang harus segera diambil dalam jangka waktu pendek. Dan bertanggung jawab mengarahkan kegiatan pelaksanaan kebijakan organisasi dan menyelaraskan tuntutan atasan dengan kecakapan bawahan. Contoh: manajer operasional, manajer divisi, kepala cabang. 

3. Manajer Lini Pertama 
Bekerja, berhubungan, dan mengarahkan para pegawai. Mereka bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain (karyawan tingkat bawah). Contoh: Supervisor, manajer proyek, group leader. 


D. LANGKAH AWAL DALAM MANAJEMEN 
Langkah awal dalam manajemen yang efektif adalah menentukan sasaran. Tujuan penetapan sasaran adalah: 
a. Memberikan arah dan panduan bagi para manajer di semua tingkatan 
b. Membantu perusahaan mengalokasikan sumber dayanya. 
c. Membantu menetapkan budaya korporasi 
d. Membantu manajer menilai kinerjanya 

Sedangkan sasaran terbagi menjadi tiga periode yaitu: 
• Jangka panjang  > 5 tahun 
• Jangka menengah antara 1 – 5 tahun 
• Jangka pendek < 1 tahun 

E. PERUMUSAN STRATEGI 
Strategi yang dirumuskan dengan baik merupakan faktor utama dalam keberhasilan suatu bisnis. Perencanaan strategis menggambarkan fokus bisnis utama perusahaan untuk jangka panjang. Strategic artinya tindakan-tindakan yang memiliki dampak terhadap pencapaian tujuan perusahaan yang ditetapkan. 
Strategis bersifat :   Sangat Penting 
                             Berjangka panjang 
                             Berhubungan dengan positioning perusahaan terhadap  pesaing 
                             Berhubungan dengan posisinya dalam lingkungan usaha 

Perumusan strategi melibatkan tiga tahap dasar, yaitu: 
 Menetapkan sasaran strategis Sasaran jangka panjang yang langsung berasal dari pernyataan suatu misi suatu perusahaan 
 Menganalisa organisasi dan lingkungannya Mencakup pengamatan dan penilaian lingkungan terhadap segala ancaman dan kesempatan 
 Menyesuaikan organisasi dan lingkungannya 

F. TIPE-TIPE STRATEGI 
Corporate Strategy (strategi perusahaan) 
a. Menentukan bisnis apa yang akan dimiliki dan dijalankan 
b. Pertumbuhan :  i.  Diversifikasi yang berhubungan 
                          ii. Diversifikasi yang tidak berhubungan 

• Business (Competitive) Strategy (Strategi Bisnis) 
Fokus pada meningkatkan kemampuan daya saing perusahaan pada level bisnis atau produk yang ditempati 

• Functional Strategy (Strategi Fungsional) 
Menuntun manajer pada area yang spesifik seperti pemasaran, keuangan, dan operasional untuk bekerja seefektif mungkin dalam mencapai tujuan perusahaan. 

G. HIERARKI PERENCANAAN 
1. Rencana Strategis 
Mencerminkan keputusan tentang alokasi sumber daya, prioritas perusahaan, dan rencana strategis. Ditentukan oleh dewan direksi dan manajemen puncak 

2. Rencana Taktis 
Rencana dengan rentang yang lebih pendek untuk mengimplementasikan aspek khusus dari rencana strategis. Melibatkan manajemen atas dan menengah. 

3. Rencana Operasional 
Menetapkan target jangka pendek untuk kinerja harian, mingguan atau bulanan. Disusun oleh manajer tingkat menengah atau tingkatan yang lebih rendah. 

H. PROSES MANAJEMEN 
1. Planning (Perencanaan) 
Menetapkan apa yang harus dilakukan perusahaan dan cara terbaik melakukannya. Contohnya adalah: 
 Menentukan tujuan perusahaan 
 Membuat strategi – strategi agar tujuan tercapai 
 Membuat rencana taktis dan operasional dalam mengimplementasikan strategi yang dibuat. 

2. Organizing (Pengorganisasian) 
Proses menata sumber daya dan kegiatan menjadi struktur yang koheren. Contohnya adalah menyiapkan bentuk dan deskripsi struktur organisasi untuk memberikan penjelasan mengenai fungsi setiap orang dan hubungan antar bagian dalam organisasi. 

3. Actuating (Pelaksanaan) 
Proses bagaimana seorang seorang manajer memandu dan memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan. Contohnya adalah mempersatukan karyawan dalam perilaku yang diinginkan dan jelas, dan memotivasi mereka untuk bekerja dalam motivasi terbaik mereka. 

4. Controlling (Pengawasan) 
Proses memantau kinerja perusahaan untuk menjamin perusahaan mencapai sasarannya. Dimulai ketika manajemen membuat standar – standar kinerja, seperti Standard Operational Procedures (SOP), atau standar lainnya, terutama yang berhubungan penilaian kinerja keuangan. Dapat dijadikan dasar untuk memberikan rewards ataupun mengurangi biaya. 

I. AREA DALAM MANAJEMEN 
Di perusahaan manapun, kebanyakan manajer bekerja di salah satu dari lima bidang, yaitu: 
1. Manajer Sumber Daya Manusia 
Merekrut dan melatih karyawan, menilai kinerja, dana menetapkan kompensasi
 
2. Manajer Operasi 
Bertanggung jawab atas produksi, inventori, dan kendali mutu 

3. Manajer Pemasaran 
Bertanggung jawab untuk menyerahkan produk dari produsen ke konsumen

4. Manajer Informasi 
Merancang dan mengimplementasikan sistem untuk mengumpulkan, mengorganisasi, dan mendistribusikan informasi.

5. Manajer Finansial 
Mengawasi fungsi akuntansi dan sumber daya keuangan. 


J. KEMAMPUAN DASAR DALAM MANAJEMEN 
Manajer yang efektif harus mengembangkan keterampilan dalam tujuh bidang berikut ini: 
 Keterampilan teknis 
Kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas khusus. 

 Keterampilan hubungan manusia 
Kemampuan dalam memahami dan berhubungan dengan manusia. 

 Keterampilan konseptual 
Merujuk pada kemampuan berpikir abstrak dan mendiagnosis dan menganalisis situasi yang berbeda

 Keterampilan mengambil keputusan 
Mencakup kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menyeleksi langkah tindakan terbaik 

 Keterampilan manajemen waktu 
Merujuk pada pemanfaatan waktu yang produktif. 

 Kemampuan manajemen global 
Mengerti kondisi pasar di luar negeri, memahami perbedaan budaya, mengerti motif dan praktek dari saingan di luar negeri. Selain itu, mengerti bagaimana cara berkolaborasi dengan partner – partner bisnis di seluruh dunia dengan real time basis 

 Kemampuan manajemen teknologi 
Berhubungan dengan kemampuan memproses informasi dan penambahan informasi lainnya.

Read More..

PENDAPATAN NASIONAL

A. Pengertian Pendapatan Nasional
Dalam analisis makroekonomi selalu digunakan istilahah “pendapatan nasional” atau “national income”dan biasanya istilah itu dimaksudkan untuk menyatakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara. Dengan demikian dalam konsep tersebut istilah pendapatan nasional adalah mewakili arti produk domestic bruto atau produk nasional bruto. Disamping itu ada arti lain dari “pendapatan nasional” adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu. Dalam penghitungan pendapatan nasional, jumlah pendapatan itu dinamakan produk nasional neto pada harga faktor atau secara ringkas pendapatan nasional. 


B. Beberapa Istilah Pendapatan Nasional
1. Produk Domestic Bruto 
Produk Domestic Bruto (PDB/GDP) dapat diartikan sebagai nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi di dalam negara tersebut dalam satu tahun tertentu. Di dalam suatu perekonomian, di negara-negara berkembang, barang dan jasa diproduksi bukan saja oleh perusahaan milik penduduk negara tersebut, tetapi juga oleh penduduk negara lain. Selain  itu dapat pula produksi nasional diciptakan oleh faktor-faktor produksi yang berasal dari luar negri. Dengan demikian, GDP adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi milik negara tersebut dan negara asing. 

2. Produk Nasional Bruto 
Produk nasional bruto (PNB), atau dalam bahasa inggris gross national product (GNP) adalah konsep yang mempunyai arti hampir sama dengan GDP, tetapi memperkirakan jenis pendapatan yang sedikit berbeda. Dalam menghitung pendapatan PNB bilai barang dan jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional hanyalah barang dan jasa yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara dari negara yang pendapatan nasionalnya dihitung. Dengan memperhatikan perbedaan di antara  PDB dan PNB di atas dapatlah dirumuskan sifat hubungan di antara PDB dan PNB yaitu : 

( PDB = PNB - PFN dari LN ) 
Ket: PFN dari LN adalah pendapatan faktor neto dari luar negri. 

Dalam ilmu ekonomi konvensional, pendapatan nasional dapat dihitung dengan menggunakan angka GNP. Apabila GNP dikurangai prnyusutan maka akan di proleh prodak nasional neto(NNP) selanjutnya apabila NNP dikurangi dengan pajak makan akan di peroleh pendapatan nasional. Tiga pendekatan dalam mengukur besarnya GNP, adalah: 
• Pengeluaran untuk membeli barang dan jasa 
• Nilai barang dan jasa akhir 
• Dari pasar factor produksi dengan menjumlahkan penerimaan yang diterima oleh pemilik faktor produksi (upah+bunga+sewa+keuntungan). 

Namun sayangnya penggunaan GNP untuk mengukur pendapatan nasional, kurang dapat menggambarkan tingkat kesejahteran suatu bangsa. Beberapa alasan GNP kurang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan suatu bangsa, adalah : 
• Umumnya hanya produk yang masuk pasar yang dihitung dalam GNP, sehingga secara akumulasi akan menghasilkan distorsi yang besar. 
• GNP juga tidak menghitung waktu istirahat, padahal ini sangat besar pengaruhnya dalam kesejahteraan. Karena selain kaya, seseorang akan semakin menginginkan waktu istirahat. Ini berarti akan terdapat perbedaan yang semakin besar antara besarnya GNP dengan kesejahteraan. GNP cenderung nilainya lebih rendah dari pada kesejahteraan. 
• Kejadian buruk seperti bencana alam tidak dihitung dalam GNP, padahal kejadian tersebut jelas mengurangi kesejahteraan. 
• Masalah polusi juga sering tidak dihitung dalam GNP. Polusi yang menimbulkan biaya sosial ini jelas akan mengurangi kesejahteraan, tetapi tidak diperhitungkan dalam GNP. Dari empat contoh di atas cukup jelas bahwa GNP sungguh sulit digunakan untuk mengukur pendapatan nasional yang sekaligus dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan suatu bangsa. 

C. GNP Dalam Perspektif Islam 
Suatu hal yang membedakan ekonomi islam dengan sistem ekonomi lain adalah penggunaan parameter falah. Falah adalah kesejahteraan yang hakiki, kesejahteraan yang sebenar-benarnya, dimana komponen-komponen rohaniah masuk ke dalam pengertian falah ini. Ekonomi islam dalam arti sebuah sistem ekonomi atau ( nidzhom al-iqtishad) merupakan sebuah sistem yang dapat mengantarkan umat manusia kepada real welfare atau falah. Falah merupakan kesejahteraan yang sebenarnya, namun lebih sering kesejahteraan itu diwujutkan pada peningkatan GNP yang tinggi, yang jika dibagi dengan jumlah penduduk akan menghasilkan pendapatan per kapita yang tinggi. Jika hanya itu ukurannya, maka kapitalisme modern akan mendapat angka maksimal. Akan tetapi, pendapatan perkapita yang tinggi bukan satu-satunya komponen pokok yang menyusun kesejahteraan. Ia hanya merupakan necessary condition dalam isu kesejahteraan dan bukan sufficient condition. Al- falah dalam pengertian islam mengacu kepada konsep islam tentang manusia itu sendiri. Dalam islam, esensi manusia ada dalam rohaninya, karena itu seluruh kegiatan duniawi termasuk dalam aspek rohani. Kegiatan ekonomi diarahkan tidak saja untuk memenuhi tuntutan fisik jasadiah melainkan juga memenuhi kebutuhan rohani di mana roh merupakan esensi manusia. Konsep ekonomi kapitalis yang hanya mengukur kesejahteraan berdasarkan angka GNP, jelas akan mengabaikan aspek rohani umat manusia. Pola dan proses pembangunan ekonomi diarahkan semata-mata untuk meningkatakan pendapatan perkapita. Ini akan mengarahkan manusia pada konsumsi fisik yang cenderung hedonis, sehingga menghasilkan produk-produk yang dilempar ke pasaran tanpa mempertimbangkan dampak negatifnya bagi aspek kehidupan lain. 

Maka dari itu selain harus memasukkan unsur falah dalam menganalisis kesejahteraan, penghitungan pendapatan nasional berdaasarkan islam juga harus mampu mengenali bagaimana interaksi instrument-instrumen wakaf, zakat, dan sedekah dalam meningkatakan kesejahteraan umat. Pada intinya, ekonomi islam harus mampu menyediakan suatu cara untuk mengukur kesejahteraan ekonomi dan kesejahteraan sosial berdasarkan sistem moral dan sosial islam. Setidaknya ada empat hal yang semestinya bisa diukur dengan pendekatan pendapatan nasional berdasarkan ekonomi islam, sehingga tingkat kesejahteraan bisa dilihat secara lebih jernih, yaitu : 
• Pendapatan nasional harus dapat mengukur penyebaran pendapatan individu rumah tangga 
• Pendapatan nasional harus dapat mengukur produksi di sektor pedesaan 
• Pendapatan nasional harus dapat mengukur kesejahteraan ekonomi islam 
• Penghitungan pendapatan nasional sebagai ukuran dari kesejahteraan sosial islami melalui pendugaan nilai santunan antar saudara dan sedekah. 



Read More..

Biografi Pengusaha Sukses Indonesia

PROFIL

Nama        : Bob Sadino 
Lahir          : Tanjungkarang, Lampung, 9 Maret 1933 
Agama       : Islam 

Pendidikan :  -SD, Yogyakarta (1947) 
                    -SMP, Jakarta (1950) 
                    -SMA, Jakarta (1953) 

Karir          : -Karyawan Unilever (1954-1955) 
                   -Karyawan Djakarta Lloyd, Amsterdam dan Hamburg      
                   -Pemilik Tunggal Kem Chicks (supermarket) 
                   -Dirut PT Boga Catur Rata 
                   -PT Kem Foods (pabrik sosis dan ham) 
                   -PT Kem Farms (kebun sayur) 


Bob Sadino atau akrab dipanggil Om Bob, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. 

Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed. 

Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri. 

Pekerjaan pertama yang digelutinya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki. Ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya. Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa. 

Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing. Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek. 

Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah. Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang. Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah.

Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional. Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain. Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya. Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.

Read More..

Belajar Bisnis Dari Orang Cina

Pedagang = Orang Cina,mayoritas orang cina memang berprofesi sebagai pedagang. Tak heran, kini produk-produk Cina merajai pasar dunia (khususnya negara kita). Sebagai negara yang  tingkat konsumsi masyarakatnya tinggi,seharusnya kita pun mencoba untuk jadi produsen. Oleh karena itu, kita harus belajar bisnis dari orang Cina agar kelak bisa meraih sukses. 

A. Falsafah Bisnis Orang Cina 
• Untuk mencapai sukses orang cina harus berdagang. 
• Berdagang dijadikan hobi bukan mengisi waktu kosong. 
• Pengalaman berdagang diberikan kepada anak cucu. 
• Keuntungan tidak dibelanjakan. 
• Orang cina suka perdagangan yang memberikan keuntungan jangka panjang. 
• Pedagang yang jatuh akan merasa sakit,tetapi rasa sakitlah yang membuat bangkit kembali 

B. Budaya Bisnis Orang Cina
• Orang cina rela bangun pagi dan terus bekerja sampai malam.
• Apabila orang cina mengatakan akan berdagang, mereka tidak akan berpikir panjang.
• Kegagalan pertama tidak dapat melunturkan semangat.
• Apabila melibatkan diri dalam kegiatan perdagangan, kita harus menetapkan tujuan untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang
 • Budaya dagang cina mengutamakan hal penting, siapa cepat siapa dapat.

C. Sistem dan Seni Bisnis Cina
• Orang cina mengizinkan pelanggannya membuat pilihan tanpa tekanan.
• Sukses bisnis tidak menggunakan jalan pintas.
• Pelanggan lama diberi kebebasan dan pelayanan istimewa dan yang baru diberikan hadiah atau potongan harga.
• Pekerja dalam sistem bisnis Cina adalah bagian yang tidak terpisahkan dari entitas bisnis
• Berwirausaha penuh dengan persaingan yang keras dan dilakukan berbagai macam cara. (seni bela diri).
• Dalam berwirausaha diperlukan adanya kecermatan atau ketelitian yang tinggi dan sikap fleksibel .
• Seni bisnis Cina mengutamakan win-win solution.
• Pengusaha harus rajin bekerja, ramah dan menjadikan pelanggan sebagai sahabat dekat.
• Pengusaha harus memiliki daya tahan, mental dan jiwa kuat

D. Etika dan Rahasia Keberhasilan Orang Cina
• Beberapa faktor yang mendorong keberhasilan orang Cina adalah kemiskinan, perasaan kurang aman dan kemampuan bertahan hidup ditempat orang lain
• Dalam sistem sosial orang Cina, anak laki-laki ahli waris keturunan (harus kaya)
• Uang jangan menjadi penghalang. Asal ada kemauan disitu ada jalan
• Melarang menggunakan cara-cara kotor untuk menjatuhkan orang lain
• Pedagang dilarang mengganggu dan menjelek-jelekan perdagangan orang lain
• Pedagang tidak boleh terlalu kaku, harus ada tawar-menawar

E. Cara Bisnis Orang Cina
• Untuk dapat menjadi pedagang sukses harus mendapatkan keyakinan dari pelanggan 
• Tidak boleh pelit untuk mengeluarkan biaya tambahan untuk memikat hati pelanggan 
• Bekerja minimal 18 jam sehari 
• Harus fleksibel dan beradaptasi dengan kondisi yang ada 
• Tempat usaha harus mudah diakses dan menarik perhatian konsumen untuk mengunjunginya 
• Tidak boleh semata-mata mengikut pola pikirnya, tetapi mengikuti perilaku, minat dan kehendak orang banyak 
• Bekerja sendiri supaya dapat mandiri serta memiliki daya saing, semangat tinggi dan pantang menyerah 
• Citra(image) dibentuk dengan pelayanan yang diberikan bukan pada gaya dan berpakaian 
• Lebih suka memperkerjakan sanak saudara untuk membantu dagang 
• Akan merasa rendah diri jika gagal hidup mandiri dan hanya mendapat gaji sepanjang hidupnya 
• Sebagian keuntungan harus disimpan untuk mengembangkan kegiatan perdagangan dan menghadapi kemungkinan yang terjadi diluar dugaan


Read More..

Analisis Laporan Keuangan

A. Pengertian Laporan Keuangan 

  • Catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akutansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. 
  • Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca. 
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi : 
• Neraca 
• Laporan keuangan 
• Laporan perubahan ekuitas 
• Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan arus dana. • Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. 

B, Penilaian Kesehatan Bank Menurut Metode Camel 
Penilaian kesehatan bank meliputi lima aspek yaitu: 
• Capital, untuk rasio kecukupan modal 
CAR = MODAL / ATMR ( Aktiva tertimbang Menurut Risiko) 
• Assets, untuk rasio kualitas aktiva 
NPL = Kualitas produktif bermasalah / aktiva produktif 
• Management, untuk menilai kualitas manajemen 
• Earning, untuk rasio-rasio rentabilitas bank 
NIM = Pendapatan bunga bersih / rata-rata aktiva produktif 
BO/PO = Total beban operasional / total pendapatan operasional 
• Liquidity, untuk rasio-rasio likuiditas bank 
FDR = Seluruh penempatan pembiayaan / seluruh dana yang dihimpun + modal sendiri 

C. Analisis DUPONT 
• Analisis DuPont adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis profitabilitas perusahaan dan tingkat pengembalian ekuitas. 
• Format dasar dari analisis DuPont adalah membagi pengembalian atas hak kekayaan ke dalam tiga penggerak, disajikan sebagai berikut: 
Tingkat pengembalian ekuitas = 
 {(laba bersih/ penjualan) X (penjualan / total aktiva)} / {1- (total utang / total aktiva) }


Read More..

MANAGEMENT SUMBER DANA

Pendekatan Alokasi Dana Bank : 
1. Pool Of Fund Approach (Pendekatan Penggabungan Dana) 
2. Asset Allocation Approach (Pendekatan Alokasi Aset). 

A. Pool Of Fund Approach 
Semua sumber dana yang dihimpun digabung menjadi satu, kemudian dialokasikan tanpa memperhatikan jenis dana, sifat sumber dana, jangka waktu penempatan, serta biaya dana. Dana-dana tersebut dialokasikan ke berbagai bentuk penempatan dana berdasarkan prioritas dan strategi penggunaan dana bank. Kelebihan pendekatan ini adalah perhitungan biaya relatif sederhana, pengelolaannya tidak kompleks. Sedangkan, Kelemahannya adalah:  
 Tidak diberikan dasar untuk memperkirakan standar kualitas. 
 Tidak terdapat pertimbangan terhadap perubahan giro, tabungan, deposito, dan sumber lainnya. 
 Mengabaikan likuiditas yang berasal dari portofolio kredit melalui pembayaran cicilan dan bunga secara terus-menerus. 
 Memperkecil peranan cadangan sekunder sebagai sumber likuiditas . 
 Mengabaikan kenyataan mengenai kemampuan bank untuk memperoleh laba dari operasinya. 
 Mengabaikan peran interaksi aktiva dan pasiva dalam penyediaan likuiditas secara musiman. 

B. Asset Allocation Approach 
Pendekatan ini didasarkan pada pertimbangan bahwa masing-masing sumber dana memiliki karakter yang berbeda-beda, sehingga harus diperlakukan secara individual sesuai karakteristik dana tersebut. Kelebihannya adalah mengalihkan penekanan likuiditas kepada profitavilitas dan jumlah rata-rata cadangan likuiditas mengalami penurunan sehingga alokasi dana dapat dioptimalkan untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar. Sedangkan Kelemahannya adalah : 
 Keputusan mengenai jumlah likuiditas berdasarkan perkiraan atau perputaran simpanan. 
 Bisa terjadi kelebihan likuiditas yang menyebabkan keuntungan menjadi berkurang. 
 Portofolio kredit dianggap sama sekali tidak likuid, sehingga kredit tidak dianggap sebagai sumber likuiditas yang potensial. 
 Keputusan mengenai manajemen aktiva pasiva dibuat secara independen. 

C. Jenis-Jenis Alokasi Dana Bank 
1. Menurut prioritas penggunaan dana; 
• Cadangan primer; 
Untuk memenuhi ketentuan likuiditas minimum dan keperluan operasi bank sehari-hari. Bentuknya berupa uang kas, saldo rekening BI dan bank lain, serta warkat-warkat lain dalam proses tertentu. 
• Cadangan sekunder; 
Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas yang jangka waktunya kurang dari satu tahun sekaligus untuk memperoleh margin keuntungan. Bentuknya Sertifikat Bank Indonesia, Sertifikat Berharga Pasar Uang, Sertifikat deposito, Commercial Paper 
• Penyaluran pembiayaan; 
Untuk memperoleh sumber pendapatan utama. Jangka waktu pendek, menengah, dan panjang. 
• Investasi. 
Investasi dilakukan dalam bentuk surat berharga jangka panjang. Bertujuan untuk memperoleh tambahan pendapatan. Bentuknya obligasi, surat berharga derivatif, dll. 
2. Menurut sifat aktiva. 
• Aktiva tidak produktif (non earning assets) 
Contohnya adalah Aktiva tetap dan inventaris kantor serta kas, giro pada Bank Indonesia. 
• Aktiva produktif (earning assets). 
Contohnya adalah pembiayaan, penempatan dana pada bank lain, surat-surat berharga, penyertaan modal. 

D. Biaya Dana Dank 
• Cost of loanable fund; 
• Overhead Cost; 
• Risk factor; 
• Spread; 
• Pajak; 
• Zakat.

Sumber: Materi Kuliah
Read More..

ASSET LIABILITY MANAGEMENT

A. Definisi
Suatu proses perencanaan dan pengawasan operasi perbankan yang terkoordinasi dan secara konsekuen dilaksanakan dengan selalu memperhatikan perkembangan faktor yang berasal dari dalam organisasi bank itu sendiri maupun faktor dari luar. 

B. Operational
Strategi pengelolaan sumber dan penggunaan dana operasional guna mengeliminir risiko (pengaruh eksternal dan internal) dalam upaya mencapai net interest margin yang optimal. 

C. Fungsi ALM
• Manajemen Likuiditas
Bertujuan mempertahankan status rasio likuiditas, memperkecil idle faund guna menaikkan income, serta memenuhi kebutuhan proyeksi cash flow kedepan. 
• Manajemen Gap
Mengelola risiko “maturity & repricing” posisi terhadap skenario tingkat bunga serta memaksimumkan pendapatan bunga.
• Manajemen Valuta Asing
Mengelola posisi valuta asing (currency mismatch), memaksimumkan pendapatan dari perbedaan nilai tukar valuta asing, serta melakukan interest/exchange rate hedging.
• Manajemen Investasi
Pendapatan Mengelola portfolio investasi, menata perolehan NII/NIM, menata deposit mix dalam upaya menekan biaya dana, menghitung risk premium untuk menentukan komponen lending rate, serta melakukan analisis komparatif terhadap peer group.

D. ALCO
Dalam operasionalnya, Asset Liability Management dikelola oleh wadah yang disebut Asset Libility Committee (ALCO). Tugas ALCO adalah membuat kebijakan dan keputusan dalam rangka pengelolaan dan pengendalian assets serta liabilities perusahaan sesuai dengan strategi yang dipergunakan untuk melaksanakan rencana kerja jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan, tanggung jawab ALCO, yaitu:
1. Menetapkan strategi dan kebijakan bagi usaha pengumpulan dana (funding), perkreditan (lending), serta penempatan dan penanaman dana (placement & investment);
2. Menetapkan tingkat suku bunga dasar bagi pinjaman (loans) maupun simpanan (deposit);
3. Meninjau, mengevaluasi, dan memperbaiki segala strategi dan kebijakan dalam lingkup ALM agar sesuai dengan tujuan serta rencana kerja perusahaan serta perkembangan bisnis perusahaan.

Sumber: Materi Kuliah :)
Read More..

"Kelinci Percobaan"

Ketika seorang ilmuwan sedang menguji teori yang ingin dibuktikannya pada suatu objek penelitian yang berupa makhluk hidup, maka objek penelitian tersebut disebut “kelinci percobaan”. Walaupun istilah “kelinci percobaan” merujuk pada hewan kelinci, tetapi anehnya ketika yang dijadikan objek penelitian bukan kelinci tetap saja istilah ini digunakan karena sangat familiarnya istilah ini. Malangnya nasib si "kelinci percobaan" yang dijadikan alat coba-coba sang peneliti. Jika ia bisa bicara, mungkin ia akan berteriak menolak dan tentu tidak ingin diperlakukan seperti itu. 

Aku adalah "kelinci percobaan". Mengapa? Karena aku adalah bagian dari objek penelitian dari seorang peneliti yang ingin menguji hipotesisnya. Padahal aku ingin tentukan hidupku sendiri, karena aku adalah aku. Aku bukan mereka, tapi ia tak pernah menyadari hal tersebut. Ia tetap memaksaku untuk mengikuti inginnya. Sampai pada suatu ketika aku ikuti kehendaknya, namun apa yang terjadi? Ia menuntutku untuk berbuat lebih dari yang aku mampu. Aku menyadari bahwa aku tidak ingin merusak hidupku walaupun mimpi dan imajinasiku telah dibunuhnya. Selain itu, aku pun sangat menghargai waktu. Oleh karena itu, aku tidak ingin hidupku sia-sia. Aku putuskan untuk berusaha mengikuti segala kemauannya walau tidak pernah ada rasa nyaman dalam diriku karena ini bukan duniaku. 

Sampai pada satu titik dimana aku tidak sanggup lagi memenuhi kehendaknya di tengah rasa jenuhku di dunia yang asing bagiku. Selanjutnya, ia sadar bahwa apa yang ia lakukan padaku bukan yang terbaik, maka ia jadikan "kelinci" lain untuk penelitiannya. Ia memberikan perlakuan berbeda kepadanya. Ia tidak lagi  memaksa kehendaknya. Ia justru mendukung apa yang diminati si "kelinci kedua" sehingga kenyamanan pun dirasakannya. 
Pedih itu pun dirasa si "kelinci pecobaan". Ia harus tetap bertahan di tengah dunia yang sama sekali bukan impiannya. Malangnya, "kelinci percobaan". 


Read More..

Pengantar Ekonomi

BAB I 
PENGERTIAN ILMU EKONOMI 


A. Definisi
Kata "Ekonomi" berasal dari bahasa Yunani yang dapat diartikan "seseorang yang melakukan kegiatan mengelola rumah tangga". Oleh karena itu, ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana masyarakat mengelola sumber daya yang terbatas.

B. Mengapa Belajar Ilmu Ekonomi
Menurut Case dan Fair (1996) ada beberapa manfaat dari studi ekonomi, antara lain: 
1. Memperbaiki cara berpikir yang membantu dalam pengambilan keputusan 
Dengan pikiran kita mampu menganalisis, menilai benar-salah, baik-buruk dan menentukan pilihan. Metode-metode, teknik berpikir dalam ilmu ekonomi akan meningkatkan kemampuan berpikir dan mengambil keputusan. 
2. Membantu memahami masyarakat 
Sejarah ekonomi mengajarkan bahwa melalui pertukaran, manusia berupaya mengatasi kelangkaan, selanjutnya mengembangkan teknologi dan sistem kemasyarakatan. 
3. Membantu memahami masalah-masalah internasional (global) 
Dengan mempelajari ilmu ekonomi, kita dapat mengerti lebih dalam mengenai permasalahan ekonomi global. Kita dapat mengerti mengapa pada saat negara-negara Asia Timur (Indonesia) mengalami krisis ekonomi tahun 1998, negara-negara maju (Eropa Barat, USA dan Jepang) mau memberi bantuan. 
4. Bermanfaat dalam membangun masyarakat demokrasi 
Ekonom memandang demokratisasi sangat penting dalam rangka memperbaiki proses alokasi sumber daya, karena lebih mencerminkan aspirasi masyarakt kebanyakan. 

B. Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi
Dalam ilmu ekonomi ada dua hal besar yang dibahas, yaitu ekonomi mikro dan ekonomi makro. Ekonomi mikro membahas proses alokasi sumber daya secara efisien di tingkat individu, perusahaan dan industri (kumpulan perusahaan yang menghasilkan barang sejenis). Efisiensi di tingkat mikro belum tentu baik untuk keseluruhan. Misalnya, agar harga-harga produk industri murah, sebaiknya teknologi yang digunakan padat modal. Tetapi pilihan ini menghilangkan kesempatan kerja sehingga menimbulkan pengangguran. Jika tidak ada yang bekerja, pasaran lokal tidak ada, karena tidak ada daya beli. Ternyata pilihan teknologi padat modal, merugikan industri-pemilik modal. Terlihat bahwa pilihan teknologi padat modal, memungkinkan efisiensi tingkàt industri tetapi tidak secara keseluruhan. Banyak sumber daya manusia yang tidak teralokasi. Masalah-masalah ini dibahas dalam ekonomi makro. 

C. Pengertian Barang dan Jasa
Barang adalah benda-benda yang berwujud atau tak berwujud, yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk menghasilkan benda lain yang akan memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan jasa tidak dapat digolongkan sebagai suatu barang, karena tidak berwujud, tetapi dapat memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Contoh jasa ialah jasa perbankan, jasa bengkel, jasa dokter, dan pengajaran yang diberikan oleh guru. 

D. Masalah-Masalah Ekonomi 
Masalah ekonomi adalah masalah pilihan alokasi sumberdaya yang langka. Ilmu ekonomi akan senantiasa bermanfaat, selama masalah yang dihadapi adalah alokasi sumberdaya yang langka. Ada beberapa masalah yang dihadapi, antara lain: 
1. Apa yang Harus Diproduksi dan Berapa Banyak 
Produksi berupa barang dan jasa adalah hasil transformasi berbagai faktor produksi. Barang dan jasa memberikan kegunaan/manfaat bagi pemakai/konsumen. Pertanyaan apa yang harus diproduksi bermakna barang apa yang harus disediakan? Berapa banyak agar kesejahteraan masyarakat meningkat? 
2. Bagaimana Memproduksinya 
Setelah memutuskan barang dan jasa apa saja yang harus diproduksi, pertanyaan berikut adalah, “Bagaimana memproduksinya?” Metode dan teknologi apa yang digunakan dalam proses produksi? Ilmu ekonomi memandang teknologi sebagai faktor penting dalam proses produksi. 
3. Untuk Siapa Barang dan Jasa Diproduksi 
Pertanyaan ini berdimensi keadilan dan pemerataan. Sebab apa gunanya produksi melimpah karena menggunakan teknologi tinggi, berskala besar dan efisien, bila hanya dinikmati segelintir anggota masyarakat saja? Keputusan untuk siapa barang dan jasa diproduksi berkaitan erat dengan konsep keadilan masyarakat bersangkutan. Bagi masyarakat egaliter, keadilan berarti setiap individu memperoleh jumlah yang sama. Sedangkan masyarakat utilitarian tidak terlalu mementingkan keadilan dalam jumlah.


BAB II 
MEKANISME PASAR: PERMINTAAN DAN PENAWARAN 

A. Hakikat Jumlah yang Diminta
Jumlah total dari suatu komoditi yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga dinamakan jumlah yang diminta dari komoditi tersebut. Sehubungan dengan konsep ini, ada tiga aspek yang perlu diperhatikan. Pertama, jumlah yang diinginkan adalah suatu jumlah yang diinginkan pada tingkat harga komoditi tersebut dan pada harga komoditi lain, pendapatan konsumen dan sebagainya yang sudah tertentu. Jumlah ini kemungkinan tidak sama dengan jumlah yang benar-benar dibeli oleh konsumen. Ini dapat terjadi bila jumlah yang tersedia di pasar tidak cukup, sehingga jumlah yang ingin dibeli melebihi jumlah yang benar-benar dibeli. Untuk lebih jelasnya, istilah jumlah yang diminta digunakan untuk menerangkan jumlah yang ingin dibeli, dan jumlah yang benar-benar dibeli untuk menerangkan jumlah yang sebenarnya dibeli.
Kedua, kata “diinginkan” mengandung makna bahwa jumlah tersebut dalam batas jangkauan daya beli rumah tangga. Ketiga, jumlah yang diminta menunjukkan pada arus pembelian yang terus menerus, atau sering disebut konsep flow, artinya, jumlah yang diminta berhubungan dengan suatu dimensi waktu atau jangka waktu tertentu.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, yaitu:
1. Harga Barang Itu Sendiri
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah. Begitu juga sebaliknya.
2. Harga Barang Lain yang Terkait
Harga barang lain juga dapat mempengaruhi permintaan akan suatu barang, tetapi kedua macam barang tersebut mempunyai keterkaitan. Keterkaitan dua macam barang dapat bersifat substitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (penggenap).
3. Tingkat Pendapatan Per Kapita
Tingkat pendapatan per kapita dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.
4. Selera atau Kebiasaan
Selera atau kebiasaan juga dapat mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang. Beras misalnya. Walaupun harganya sama, permintaan beras per tahun di propinsi Maluku lebih rendah dibanding dengan di Sumatra Utara. Mengapa? Karena orang-orang Maluku lebih menyukai sagu (sejak kecil mereka makan sagu).
5. Jumlah Penduduk Kita ambil contoh beras lagi. Sebagai makanan pokok rakyat Indonesia, maka permintaan akan beras berhubungan positif dengan jumlah penduduk. Makin banyak jumlah penduduk, permintaan akan beras makin banyak.

C. Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan fungsi permintaan, maka kita dapat mengetahui hubungan antara variabel tidak bebas (dependent variable) dan variabel-variabel bebas (independent variables).
Bentuk persamaan matematis yang menjelaskan hubungan antara tingkat permintaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ialah: Dx = f(Px, Py, Y/cap, sel, pen)
di mana: Dx = permintaan akan harang X
              Px = harga X
             Py  = harga Y (barang substitusi atau komplemen)
         Y/cap = pendapatan per kapita
              sel = selera atau kebiasaan
             pen = jumlah penduduk
Dx adalah variabel tidak bebas (dependent variable), karena besar nilainya ditentukan oleh variabel-variabel lain, yaitu yang berada di sisi kanan persamaan. Variabel-variabel ini disebut variabel bebas (independent variable), karena besar nilainya tidak tergantung besarnya nilai variabel lain.
Dalam analisis ekonomi tidak semua variabel diperhitungkan. Biasanya yang diperhitungkan adalah yang pengaruhnya besar dan langsung. Dalam hal ini variabel yang dianggap mempengaruhi permintaan akan suatu barang adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain dan pendapatan. 

D. Pengertian Penawaran 
Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan (jual) pada berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu. Faktor-faktor yang menentukan tingkat penawaran adalah harga jual barang yang bersangkutan, serta faktor-faktor lainnya yang dapat disederhanakan sebagai faktor nonharga. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran akan suatu barang, antara lain:
1. Harga Barang Itu Sendiri
Jika harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah jumlah barang yang dihasilkan.
2. Harga Barang Lain yang Terkait
Secara umum dapat dikatakan bahwa apabila harga barang substitusi naik, maka penawaran suatu barang akan bertambah, dan sebaliknya. Sedangkan untuk barang komplemen, dapat kita nyatakan bahwa apabila harga barang komplemen naik, maka penawaran akan suatu barang berkurang, dan sebaliknya.
3. Harga Faktor Produksi
Kenaikan harga faktor produksi akan mengurangi laba perusahaan. Apabila tingkat laba suatu industri tidak menarik lagi, mereka akan pindah ke industri lain, dan hal ini akan mengakibatkan berkurangnya penawaran akan barang.
4. Biaya Produksi
Kenaikan harga input menyebabkan kenaikan biaya produksi. Dengan demikian, bila biaya produksi meningkat (apakah dikarenakan kenaikan harga faktor produksi atau penyebab lainnya), maka produsen akan mengurangi hasil produksinya, berarti penawaran akan barang itu berkurang.
5. Teknologi Produksi Kemajuan teknologi menyebabkan penurunan biaya produksi, dan menciptakan barang-barang baru. Dalam hubungannya dengan penawaran akan suatu barang, kemajuan teknologi menyebabkan kenaikan dalam penawaran akan barang.
6. Jumlah Pedagang/Penjual Apabila jumlah penjual suatu produk tertentu semakin banyak, maka penawaran akan barang tersebut akan bertambah.
7. Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba, bukan memaksimumkan hasil produksinya. Akibatnya, tiap produsen tidak berusaha untuk memanfaatkan kapasitas produksinya secara maksimum, tetapi akan menggunakannya pada tingkat produksi yang memberikan keuntungan maksimum.
8. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah juga dapat mempengaruhi penawaran akan suatu barang. Di Indonesia, beras merupakan makanan utama. Kebijakan pemerintah untuk mengurangi impor beras dan meningkatkan produksi dalam negeri guna tercapainya swasembada beras, menyebabkan para petani menanam padi tertentu yang memberikan hasil banyak setiap panennya. Kebijakan ini jelas menambah supply beras dan keperluan impor beras dapat dikurangi.
Fungsi penawaran adalah penawaran yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Persamaan matematis yang menjelaskan hubungan antara tingkat penawaran dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran adalah: Sx = f(Px, Py, Pi, C, tek, ped, tuj, kebij)
di mana:  Sx = penawaran akan barang X
              Px = hargaX
              Py = harga Y (barang substitusi atau komplementer)
               Pi = harga input / faktor produksi
               C = biaya produksi
             tek = teknologi produksi
            ped = jumlah pedagang/penjual
              tuj = tujuan perusahaan
          kebij = kebijakan pemerintah


BAB III 
KONSEP ELASTISITAS: ELASTISITAS HARGA DAN PENAWARAN  

A. Pengertian Elastisitas
Permintaan Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (ceteris paribus). Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga (price elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity).

Elastisitas Harga (Ep)
Mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila harganya berubah sebesar satu persen. Ep = Persentase perubahan jumlah barang yang diminta :  Persentase perubahan harga
Angka-angka elastisitas harga:
1. Inelastis (Ep < 1)
Perubahan permintaan (dalam persentase) lebih kecil daripada perubahan harga.
2. Elastis (Ep > 1)
Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga suatu barang menyebabkan perubahan permintaan yang besar.
3. Elastis unitari (Ep = 1)
Jika harga naik 10%, permintaan turun 10% juga.
4. Inelastis sempurna (Ep = 0)
Berapapun harga suatu barang, orang akan tetap membeli jumlah yang dibutuhkan.
5. Elastis tak terhingga (Ep = x)
Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang besarnya.

Elastisitas Silang (Ec)
Mengukur persentase perubahan permintaan akan suatu barang sebagai akibat perubahan harga barang lain sebesar satu persen.  Ec =Persentase perubahan jumlah barang X yang diminta : Persentase perubahan harga barang X. Nilal Ec mencerminkan hubungan antara barang X dengan Y. Bila Ec > 0, X merupakan substitusi Y. Kenaikan harga Y menyebabkan harga relatif X lebih murah, sehingga permintaan terhadap X meningkat. Nilai Ec < 0 menunjukkan hubungan X dan Y adalah komplementer. X hanya bisa digunakan bersama-sama Y. Penambahan atau pengurangan terhadap X, menyebabkan penambahan atau pengurangan terhadap Y. Kenaikan harga Y menyebabkan permintaan terhadap Y menurun, yang menyebabkan permintaan terhadap X ikut menurun.

• Elastisitas Pendapatan (Ei)
Mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila pendapatan berubah sebesar satu persen.  Ei = Persentase perubahan jumlah barang yang diminta : Persentase perubahan pendapatan. Umumnya nilai Ei positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan meningkatkan permintaan. Makin besar nilai Ei, elastisitas pendapatannya makin besar. Barang dengan Ei > 0 merupakan barang normal (normal goods). Bila nilai Ei antara 0 sampai 1, barang tersebut merupakan kebutuhan pokok (essential goods). Barang dengan nilai Ei > 1 merupakan barang mewah (luxurius goods). Ada barang dengan Ei <0, permintaan terhadap barang tersebut justru menurun pada saat pendapatan nyata meningkat. Barang ini disebut barang inferior (inferior good).

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Elastisitas
Harga Ada beberapa faktor yang menentukan tingkat elastisitas harga:
1. Tingkat substitusi.
Makin sulit mencari substitusi suatu barang, permintaan makin inelastis.
2. Jumlah pemakai.
Makin banyak jumlah pemakai, permintaan akan suatu barang makin inelastis.
3. Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen.
Bila proporsi tersebut besar, maka permintaan cenderung lebih e1astis.
4. Jangka waktu.
Jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai pengaruh terhadap elastisitas harga. Namun hal ini tergantung pada apakah barangnya durabel atau nondurabel.

C. Definisi Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran dapat didefinisikan dengan analogi logika yang sama dengan elastisitas permintaan. Elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan berapa persen jumlah barang yang ditawarkan berubah, bila harga barang berubah satu persen. Elastisitas penawaran, juga dapat dikaitkan dengan faktor-faktor atau variabel-variabel lain yang dianggap mempengaruhinya, seperti tingkat bunga, tingkat upah, harga bahan baku dan harga bahan antara lainnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran antara lain:
1. Jenis produk.
Kurva penawaran produk pertanian umumnya inelastis, sebab produsen tidak mampu memberikan respons yang cepat terhadap perubahan harga. Jika harga beras naik 10%, petani harus menanam dahulu dan baru tiga sampai empat bulan kemudian dapat memanen hasil. Sementara kurva penawaran produk industri umumnya elastis, sebab mampu berespons cepat terhadap perubahan harga. Bila harga tekstil meningkat, pabrik tekstil akan memperpanjang jam kerja mesin, menambah pekerja harian atau memberikan kesempatan lembur.
2. Sifat perubahan biaya produksi.
Selain tergantung pada jenis produknya, elastisitas penawaran dipengaruhi juga oleh sifat perubahan biaya produksi. Penawaran akan bersifat inelastis bila kenaikan penawaran hanya dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Bila penawaran dapat ditambah dengan pengeluaran biaya tambahan yang tidak terlalu besar, penawaran akan bersifat elastis. Apakah biaya produksi akan meningkat dengan cepat atau lambat apabila produksi ditambah, tergantung pada beberapa faktor, antara lain:
a) Tingkat penggunaan kapasitas perusahaan. Apabila kapasitasnya telah mencapai tingkat yang tinggi, investasi baru harus dilakukan untuk menambah produksi. Dalam keadaan mi kurva penawaran akan menjadi inelastis.
b) Kemudahan memperoleh faktor-.faktor produksi. Penawaran akan menjadi inelastis apabila faktor-faktor produksi yang diperlukan untuk menaikkan produksi sulit diperoleh.
3. Jangka waktu.
Jangka waktu juga dapat mempengaruhi besarnya elastisitas penawaran.

DAFTAR PUSTAKA 

Billas, Richard A., Microeconomic Theory, 2nd ed. Singapore: McGraw-Hill, 1985. 
Case, Karl E. and Ray C. Fair, Principles of Economics, 4th ed. New Jersey: Prentice-Hall, 1996. 
Chiang, Alpha C., Fundamental Methods of Mathematical Economics, 3rd ed, Manila: McGraw-Hill, 1984 
Ferguson, C.E. and J.P. Gould, Microeconomic Theory, 4th ed. Kuala Lumpur: Irwin, 1975. 
Kadariah, Teori Ekonomi Mikro, edisi revisi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1994. 
Lipsey, Richard C., et al, Economics, 9th ed. Singapore: Harper Collins, 1990. 
Nicholson, Walter, Intermediate Microeconotnics and Its Application, 3rd ed. New York: The Dryden Press, 1983. 
Pindyck, Robert S. and Daniel L. Rubinfeld, Microeconomics, 4th ed. New Jersey: Prentice-Hall, 1998. Resurreccion, Celedonio O., Basic Economic Concepts in Philippine Context, Quezon City: Phoenix Publishing House, 1975. 
Schiller, Bradley R., Essentials of Economics, 2nd ed. New York: McGraw-Hill, 1996. 
Sicat, Gerardo P., Economics. Manila: National Book Store, 1983. 
Sukirno, Sadono, Mikroekonomi, edisi ketiga, Kuala Lumpur: Aneka Publishing, 1993. 
Tjokroprajitno, Soeheroe, Matematika Ekonomi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1994. 
Villegas, Bernardo M., Economics for the Consumer, 4th ed. Metro Manila: Sinag-Tala Publisher, 1983.

Read More..