.jpg)
Kehidupan asrama yang semua kegiatannya sudah terjadwal rapi disertai dengan berbagai peraturan di dalamnya menjadi tantangan bagi saya. Step by step saya hadapi hari demi hari yang cukup mengubah hidup saya. Saya sudah masuk kesini dan hanya ada dua pilihan serius untuk belajar atau hanya menyia-nyiakan hidup. Saya tidak ingin membuang waktu disini, untuk itu saya memilih berusaha serius untuk belajar. Awalnya saya merasa ini mustahil. Pengetahuan terkait ilmu-ilmu agama sangat minim dan pengetahuan terkait ilmu ekonomi juga minim, lalu bagaimana bisa saya bertahan disini?
“Jadilah gelas yang masih kosong dan selalu menunggu untuk diisi air”, kalimat yang ayah ucapkan ketika saya kehilangan semangat untuk belajar. Kalimat ini membangun semangatku hingga kini. Minimnya segala pengetahuan bukan alasan untuk berhenti belajar tetapi justru menuntut saya harus berusaha lebih giat. Seminar dan kajian-kajian ekonomi menjadi wadah bagi saya untuk belajar lebih bahkan saya berusaha menumbuhkan minat. Saya lakukan semuanya dengan sungguh-sungguh hingga saya menikmatinya. Doa ibunda dan kalimat-kalimat semangat dari ayah serta harapan keduanya terhadap saya membuat saya berusaha kuat.
